Rabu, 23 Maret 2011

Seting Karbu Ninja 250R Pakai Vacum Manometer

Jakarta - Seting karburator Kawasaki Ninja 250R sudah enggak bisa lagi pakai feeling. Maksudnya dua karburator Ninja 250R yang nempel di mesin twin seirama tersebut butuh sinkronisasi yang tepat untuk nyetelnya.

“Kalau seting manual, riskan terjadi kesalahan. Mesin jadi pincang karena setelan karburator kanan dan kiri enggak kompak,” ujar Angga Kurniawan, pungawa bengkel Ninja 250R Anjany Motor Sport di Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Pengaruh ini lantaran konstruksi pipa knalpot Ninja 250R model 2-1 punya panjang sedikit berbeda. Lebih panjang leher silinder kiri dan ini  mempengaruhi kevakuman karburator. “Sudah tentu butuh carbtune vacum rester. Fungsinya seperti alat yang dipakai bengkel resmi Kawasaki, yaitu vacum manometer,” lanjut Angga.

Alat ini mendeteksi setingan karburator kanan dan kiri seirama. “Prinsipnya membaca kondisi kevakuman pada intake manifold masing-masing silinder. Sehingga memudahkan saat menyeting debit udara yang masuk ke dalam ruang bakar melalui pilot screw atau setelan angin,” urai Angga.


Untuk aplikasi carbtune produk Morgan ini mudah. Pada alat ini ada empat slang kecil yang digunakan untuk membaca kondisi kevakuman di karbu. “Untuk Kawak Ninja 250R yang dipakai hanya dua, sesuai silindernya,” tambah mekanik yang mantan pembalap ini.

Lantas dua slang kecil ini langsung disambungkan ke lubang vakum pada karburator. Nah, setelah dipasang dan  mesin dihidupkan langsung terbaca di pipa bening. Gerakan air raksa menunjukkan kevakuman. Bila gerakan tongkat sejajar artinya kevakuman seirama.

Untuk mencari seting vakum yang pas, tinggal setel baut di antara intake manifold. “Untuk mempermudah memutar baut setelan, butuh special tools obeng khusus,” jelas Angga yang mengandalkan scruw driver produk Snap On.

Oh ya, bila mau seting sendiri produk Carbtune Morgan sudah dijual bebas kok. Harganya Rp 2,1 jutaan. “Sementara kalau harga obeng khususnya itu, Rp 1,1 juta,” tunjuk Angga.

CBR150 Pakai Piston Tiger

 
Diameter piston CBR150 sama dengan Tiger
Mau ganti piston buat Honda CBR150 enggak perlu kasak-kusuk mengandalkan piston CBR150 orisinal. Apalagi, piston CBR150 yang genuine part rada sulit ditemukan di pasaran. Pilihan paling jelas, silakan jajal piston Honda Tiger.

Hitungan duit pakai piston Tiger terbilang selisih jauh banget. Piston CBR150 yang genuine part lebih dari Rp 600 ribuan. Sedangkan piston Tiger yang orisinal dibanderol Rp 400 ribuan.

“Piston CBR150 banyak beredar di pasaran. Harganya Rp 200 ribuan dengan kemasan ala Thailand,” tegas Yongi Setiady dari Yong’s Motor, Bandung. “Apalagi yang piston CBR150 oversize di atas 100 mm, pasti bukan genuine. Saya sudah cek di catalog part asli, enggak ada yang lebih dari oversize 100,” timpal Om Yong yang sudah main motor built-up Thailand sejak eranya Honda NSR150.

 
Dicoak buat 4 klep
Diameter piston CBR150 dan Tiger sami mawon, 63,5 mm. Namun jarak dari lubang pen sampai kepala piston lebih tinggi dari punya Tiger. “Makanya seher Tiger kudu dipapas lagi,” ujar Om Yong dari Jl. Kenari, Bandung.

Jangan lupa ya sebelum dipasang piston Tiger, kubahnya juga harus dirancang ulang. Itu karena Tiger sudah menganut dua klep, sedangkan CBR150 hanya mengaplikasi 4 katup.

“Dicoak sesuai dengan 4 klep yang dipunyai CBR150. Gampang kok cara membuatnya,” beber Yong yang juga pernah lama bergabung di jaringan servis Honda, Bandung.

Btw, gak bolong tuh piston kalo coaknya kelewat dalam?

Sokbreker Belakang Bocor Masih Bisa Diservis


Jika salah satu bocor bikin manuver jadi liar
Tanda
tabung sokbreker belakang sudah bocor mungkin semua sudah pada tahu. Selain rembesan oli di as sok, redaman pun cuma mengandalkan kerja pegas. Capcay, deh!

Kondisi ini memaksa pemilik motor segera ganti suspensi baru. Seperti diketahui, harga part vital ini termasuk mahal baik aftermarket maupun racing.

“Sekadar antisipasi, sokbreker bocor masih bisa diperbaiki. Caranya menganti sil di dalam tabung sok sambil mengecek kondisi as dan isi ulang oli,” ujar Syaiful Azis, tukang servis sokbreker yang buka lapak di Jl. Batas Kreo, Ciledug-Tangerang.

Misalkan motor bebek double sok yang kena ongkos servis Rp 40 ribuan. Selama as sok masih mulus, sil di dalam tabung masih bisa ganti. Tapi, kalau sudah rusak, ya terpaksa sokbreker harus ganti baru. Tidak bisa tidak!

“Kalau as motor sport rusak masih bisa diperbaiki lantaran batang as lebih besar. Apalagi batang as dijual di pasaran seharga Rp 15 ribu per batang. Sedang as buat monosok sekitar 40 ribuan,” imbuh Azis yang mematok ongkos servis semua monosok sekitar Rp 80 ribu.

Azis mengklaim ketahan sok yang sudah diperbaiki bisa tahan hingga 1 tahun lebih atau setara sokbreker baru. Namun dia mewanti kalau semua kembali pada cara penggunaan dan trek yang dilalui.

Bukan hanya itu, sok yang diperbaiki bisa diatur kemampuanya sesuai keinginan konsumen. Caranya mengatur kekentalan oli dan peranti di dalam tabung juga kekerasan pegas. Dengan begitu, redaman kejut bukan cuma kembali normal tapi juga enak diajak manuver lagi.

Selasa, 22 Maret 2011

Mau Tarikan Jadi Enteng?

Penyuka akselarasi motor harian banyak jadi langganan bengkel bernama Dic Racing. Bengkel kecil yang berlokasi di Jl. RE Martadinata 129, Solo ini, dikelola oleh Dicky “Jambret” Setiawan, mantan pembalap roadrace nasional yang mulai berkarir medio 1986 dan pensiun di tahun 2005 lalu.

Dibantu tiga orang mekanik, tiap hari sekitar 6 unit motor rampung diservis. Sekadar tune-up ringan bahkan sampai berat kerap dilayani. Maklum reputasi pria kelahiran 1968 ini di dunia balap sedikit banyak berpengaruh pada sisi order.

Misalnya untuk motor 4-tak, pengerjaan setting karburator, kerenggangan klep, cek kelistrikan, tegangan aki, rantai dan lainnya. Kalau 2-tak sampai buka cylinder head. Ongkos jasanya, baik 2 atau 4-tak cuma Rp 25 ribuan.

Bagi yang ingin tarikan motor menjadi enteng juga bisa dibawa ke bengkel ini. “Misalnya motornya Suzuki Satria FU 150, cukup menaikkan kompresi yang enggak terlalu jauh dari standarnya. Dari 10,2 menjadi 11. Caranya lepas paking cylinder head. Efeknya tarikan motor jadi enteng,” yakin bapak yang dikarunia dua orang anak.

Selain itu ia juga sedia komponen fast moving serta part racing di bengkelnya itu. Perihal ongkos jasa berkisar Rp 70-150 ribuan di luar spare part.

Namun, ada baiknya calon konsumen juga perhatikan harga jasa pasaran yang berlaku. Kalau dirasa ada yang lebih terjangkau dan berkualitas silakan berpaling. Tapi kalau sudah cocok, monggo kontak pria yang bisa dihubungi di nomor 0816675066. Berminat?

Rp 350 Ribu Di Jamin Kencang



- Adalah Khoirul Hariyanto, penggawang Wonogiri Motor (WM) yang mebuka gerai di Jl. Pondok Benda III, Jatiasih, Bekasi. Berbekal pengalaman 13 tahun utak-atik tunggangan berlambang sayap mengepak ini, bapak 2 anak tersebut sanggup mengubah jeroan mesin CB bawaan pabrik dengan jeroan motor lain.

Sebagai gambaran, pasang je­roan Honda Tiger, mulai dari gigi rasio, transmisi, blok mesin, dan peranti lainnya. Lalu aplikasi jeroan mesin Suzuki Satria FU ke dalam mesin CB.

“Kita bisa setting dan substitusi jeroan motor merek apa saja ke CB. Pokoknya yang sudah 4-tak. Kalau konsumen mau, bisa dibikin lebih kencang dari motor aslinya,” tawar Khoirul.

Nah masalah harga, tergantung merek motor apa yang akan diaplikasi. Calon konsumen bisa order mesin sendiri dari luar maupun dicarikan WM.

“Ongkos jasa mengubah mesin Rp 350-400 ribu, di luar onderdil. Waktunya sebulan jadi, serta garansi dua bulan hingga motor benar-benar enak dan sesuai keinginan pelanggan,” aku pria ramah ini. Nah bagi yang tertarik bisa kontak juga di 0812-1836232.

Ssst..sekadar servis juga bisa!

Tune Up Kawasaki Ninja Rp 150 Ribu

OTOMOTIFNET - Kalau Anda kepincut dengan mesin fresh atau dongkrak performa silakan kunjungi bengkel terdekat. Khusus untuk motor gede alias moge, silakan datangi Paddock Speed Clinic (PSC) di Jl. Lapangan Bola No. 35 Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Bengkel yang dikomandani Ando ini melayani segala masalah motor, dari yang ringan hingga berat sekalipun. Termasuk di dalamnya, apabila ada calon konsumen yang berminat dengan urusan speed juga bisa ditangani.

Untuk urusan tarif, misal jasa tune up Kawasaki ninja 250 cc dipatok Rp 150 ribu.  Nah, patokan harga untuk ‘tunggangan’ yang kerap berkelir hijau tersebut, kalau kapasitas mesinnya di bawah 250 cc, maka harga tune-up juga lebih terjangkau lagi. “Selain itu PSC juga melayani modifikasi balap road race ataupun harian,” ungkap Ando.

Nah, bagi yang berminat silakan sambangi Paddock Speed Clinic dengan nomor kontak 021-5358601 atau 021-93812006.

Awas! Busi Palsu Bisa Bikin Mesin Jebol



OTOMOTIFNET
 - Anda pernah mengalami mesin motor kesayangan mogok sehabis ganti busi baru? Atau performa mesin jadi enggak karuan atau bahkan jebol? Wah, bukan tidak mungkin itu disebabkan oleh busi yang dipakai. Seperti yang dialami Meldian, warga Tebet, Jaksel pada Honda Supra X 125 2005 miliknya.

“Baru sehari ganti busi, besoknya motor mogok di jalan. Usut punya usut, ternyata businya mati. Rupanya busi yang saya gunakan adalah busi palsu. Meski kemasannya mirip kayak busi asli Honda,” tutur Meldian.

Ternyata bukan cuma busi palsu saja yang bisa menyebabkan mesin bermasalah. Dari hasil riset yang dilakukan oleh pabrikan busi Denso Jepang, baik pemercik api di ruang bakar abal-abal yang dibuat mirip kayak busi branded sekelas Denso, NGK dan sebagainya maupun busi buatan Cina yang belakangan marak masuk Indonesia mengusung material yang tidak tahan panas.

“Kala mesin digeber di putaran tinggi dalam waktu lama, center electroda busi maupun batang ground electroda akan mencair sedikit demi sedikit. Sehingga lama-lama membuat gap-nya makin lebar dan pengapian jadi kacau. Kondisi seperti ini dapat membahayakan mesin. Bisa bikin piston bolong,” terang Toshikazu Shimizu, group leader engine control components Eng. Dept Denso Co. Japan saat OTOMOTIF bentandang ke pabrik busi Denso di Daian, Jepang.

Center elektroda dan ground lectroda yang terbuat dari besi biasa akan mudah meleleh bila terkena panas dalam waktu lama 

Pihak Denso sendiri berhasil mengumpulkan 75 sample busi asal negeri Tirai Bambu termasuk busi aspal dan coba mengujinya di laboratorium mereka. Baik busi untuk mobil maupun motor. Bahkan sampai dibedah untuk diteliti anatominya lo.

“Rata-rata bahan center electroda-nya terbuat 70% campuran besi biasa. Sedang material ground electroda-nya 99% dari besi, bukan nickel. Padahal besi memilik titik lebur yang lebih rendah dari nickel. Jika suhu mesin di ruang bakar sangat tinggi, besi akan mudah mencair yang dapat berakibat pembakaran jadi kacau. Selain itu bahan besi gampang sekali mengalami korosi. Sehingga otomatis akan membuat gap busi mudah berubah,” terang Shimizu san.

Selain itu setelah diteliti lebih jauh, ternyata ada komponen di dalam busi yang tak sesuai spesifikasi di kode busi atau kemasannya. “Misal speknya ditulis ada kode R (resistance), ternyata di dalamnya tak ada bahan resistance sama sekali,” timpal Doddy Herdianto, ass. marketing manager PT Denso Sales Indonesia (DSI).

Seperti diketahui, resintance berfungsi memperkecil efek gelombang elektromagnetik yang terpancar dari percikan api yang dapat mengganggu komponen kelistrikan kayak sensor-sensor dan sebagainya. Jadi coba bayangkan kalau Anda pakai busi tersebut di motor kesayangan yang seharusnya pakai busi beresistance. Sudah pasti lama-lama akan bikin motor Anda itu bermasalah akibat komponen kelistrikannya rusak terkena gelombang elektromagnetiknya.

Contoh motor-motor yang memiliki sensor atau komponen kelistrikan yang rawan rusak bila terkena gelombang elektromagnetik dari pengapian seperti Yamaha V-Ixion, Jupiter MX, Xeon, Honda PCX, Supra X125 PGM-Fi, Suzuki Satria FU dan sebagainya.

Spek Koil Motor Seperti Apa Yang Lebih Bagus?

Tangerang - Banyak pendapat soal koil. Katanya, kalo menghasilkan api gede, pembakaran akan bagus.  Sementara yang lain bilang, kalo apinya biru justru lebih baik.

Menurut Freddy A. Gautama, juragan Ultraspeed di Jl. Cipto Mangunkusumo No.42, Ciledug (Jl. H. Mencong), Tangerang bahwa kemampuan bakar percikan api di busi (hasil pelipatgandaan tegangan dari CDI oleh koil) yang baik bukan ditentukan  besar kecilnya atau warna percikan api. 

  
“Tapi oleh energi panas yang dihasilkan percikan apinya. Kian tinggi energi panasnya, maka akan makin baik kemampuan membakar kabut gas di ruang bakar,” katanya. Intinya, dalam usaha meningkatkan performa mesin lewat koil, usahakan pilih yang punya kemampuan menciptakan api dengan energi panas lebih tinggi.

“Koil macam ini, umumnya terdapat pada koil motor-motor special engine (SE). Seperti punya Yamaha YZ 125 atau YZ 250, Suzuki RM dan beberapa koil aftermarket dengan spek kompetisi,” ujar Andy Soetomo, ayah Freddy yang juga salah satu ‘pemasok’ koil high performance buat mobil dan motor merek Protec.

Koil yang locatan apinya punya energi panas tinggi bisa cepat membakar kertas seperti ini 
Wajar kalau koil-koil SE kerap diaplikasi para mekanik balap. “Koil ini (SE) apinya gak gede dan juga gak berwarna biru. Masih ada merahnya. Tapi energi panasnya tinggi,” tukas Freddy. Lantas bagaimana cara mengetahui energi panas yang dihasilkan oleh percikan api dari koil itu?

“Cara paling simpel yakni pakai kertas. Sisipkan di antara loncatan api di busi. Kalau koil  itu punya loncatan api dengan energi panas tinggi, maka kertas akan cepat terbakar. Sedang secara teknis, ya langsung saja diuji peningkatan performa yang dihasilkan koil itu lewat pengukuran dyno,” jawab Freedy.

Nah, kebetulan Ultraspeed punya alat peraga uji loncatan api yang dihasilkan koil. Yuk kita coba buktikan apa benar koil-koil SE punya energi panas lebih baik dari koil standar motor. Para meter pembuktiannya, kita lihat koil mana yang mampu membakar kertas lebih cepat. Dihitung pakai stopwatch.

Oh iya, koil SE yang jadi kontestan; punya YZ 125 dan YZ 250. Sedang koil standar bawaan motor antara lain koil Suzuki Smash, Yamaha Mio (kode: 5TL), Honda Tiger Revo dan punya Binter Mercy (belakangan banyak dipakai pembesut Kawasaki Ninja 250). Hasilnya silakan lihat boks Data Hasil Pengujian Energi Panas.

Sementara untuk pembuktian lewat pengukuran dyno, koil SE yang digunakan hanya YZ 250. Sedang koil standarnya pakai punya Smash. Motor yang dijadikan bahan praktiknya Suzuki Shogun 110 yang sudah di-bore-up jadi 125 cc pakai piston Thunder 125.
“Tapi saran saya, kalau pakai koil dengan percikan api yang energi panasnya tinggi, suplai gas dari karburator sebaiknya dibikin agak basah untuk mendapatkan hasil  lebih maksimal. Karena logikanya dengan kemampuan bakar yang lebih tinggi, walau suplai gasnya ditambah dikit tetap percikan api di busi masih mampu membakar gas dengan baik,” saran Freddy.

Bisa dilakukan dengan menaikkan ukuran pilotnya saja satu step, atau sekrup udara agak ditutup sedikit. “Bila tanpa setting ulang karburator, hasilnya biasanya tidak begitu signifikan peningkatan tenaganya,” tambahnya. Oke, hasilnya silakan lihat Data Hasil Pengukuran Dyno.(motorplus.otomotifnet.com) 

 Data Hasil Pengujian Energi Panas  
 Koil  Lama membakar kertas
 Yamaha Mio  7,20 detik
 Suzuki Smash  7,78 detik
 Honda Tiger Revo  4,56 detik
 Binter Mercy  7,49 detik
 YZ 125  3,73 detik
 YZ 250  3,36 detik
 Data Pengukuran Dyno  
 Koil Max Power  Max torque
 STD Smash    8,402 dk / 7.822 rpm    8,339 Nm / 6.275 rpm
 YZ 250 8,439 dk / 7.906 rpm 8,305 Nm / 6.701 rpm

Waspada Efek Gonta-Ganti Penggunaan Oli Pada Motor Anda!


Jakarta - Bicara soal pelumas mesin motor, ternyata cukup banyak motormania yang masih bingung. Tak heran kalau redaksi kerap dibanjiri pertanyaan seputar oli. Seperti apa efeknya terhadap mesin bila suka gonta-ganti oli. Lalu bagaimana cara yang benar jika ingin mengganti oli dengan merek lain. Trus seperti apa dampaknya bila menggunakan oli mobil di motor dan sebagainya.

Nah, biar lebih detail, kami coba membuat beberapa draft pertanyaan seputar oli motor ini. Kemudian kami coba minta bantuan ahlinya untuk menjelaskannya buat Anda. Namun di edisi minggu ini, akan dibahas lebih dulu soal efek jangka pendek maupun jangka panjang terhadap mesin bila sering gonta-ganti oli merek lain.


Sebaiknya lakukan flushing dulu sebelum menuang oli baru dengan merek berbeda
Soal yang paling sering dilontarkan pembaca OTOMOTIF ini, M. Abidin, Manager Technical Department Service Division PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) mengatakan bahwa tidak akan terlalu berdampak negatif terhadap mesin. Dengan catatan selama grade dan kelasnya sama.

“Namun sebaiknya gunakan merek yang setara di pasaran. Dan perlu dipahami bahwa fungsi oli bukan hanya sebagai pelumas. Tapi juga sebagai perendah efek gesekan, untuk mendinginkan, sebagai penyekat/sealing, buffer (penahan impact yang besar) atau stress dissipation, mencegah karat serta membersihkan kotoran di dalam mesin,” tambahnya.

Sedang tanggapan dari Sarwono Edhi, Tecnical Service Training Manager PT Astra Honda Motor (AHM), bilang dalam pemilihan oli hendaknya memperhatikan spesifikasi untuk mesin motor dimaksud. “Mulai SAE, API Service serta JASO-nya,” ujar Edhi.

Akan tetapi, lanjut Edhi, tiap produsen terkadang punya tambahan aditif tertentu untuk menunjang performa dari oli tersebut. Sehingga ia menyarankan hendaknya konsumen tidak sering menggonta-ganti oli beda merek. Karena dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap kinerja oli tersebut terhadap mesin.

Reiner Sitorus, Senior Manager Spare Parts & Service Dept. Marketing Division PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) pun senada Edhi. “Soalnya dikhawatirkan kalau formula aditifnya berlainan, ketika tercampur (oli lama dengan oli baru beda merek) akan membuat kinerja oli barunya jadi tak sempurna. Boleh-boleh saja sih ganti oli lain merek. Asalkan speknya sesuai dan sebelum menuang oli baru, yang lama sebaiknya di-flush lebih dulu,” saran Reiner.

Lantas apa efeknya bila menggunakan oli dengan grade yang tidak sesuai (lebih rendah atau lebih tinggi) dari anjuran pabrik? Kata Abidin, pabrikan pastinya punya tujuan tertentu dalam merekomendasi mesin hasil produksinya dengan oli yang direkomendasi.


Perhatikan spek oli yang hendak ditebus dengan teliti. Mulai dari API Service, SAE maupun JASO-nya
“Pengaruh paling terasa adalah ‘konsumsi oli’ dan dampak penggunaan oli terhadap konsumsi bahan bakar. Namun grade rendah belum tentu gak cocok. Tergantung peruntukan mesin itu sendiri. Sebalik grade lebih tinggi juga belum tentu cocok,” tambah Abidin. Hal tersebut, lanjutnya, belajar dari kasus keluhan konsumen yang pihaknya alami.

"Konsumen kami itu memiliki mobil Eropa pengguna oli bermerek terkenal. Sisa oli mobilnya itu digunakan untuk sepeda motor sportnya. Tapi akibatnya motor tidak bisa ‘lari’ lantaran kopling selip. Karena oli mahal untuk mobil biasanya terdapat Logo ‘DONUT’ yang bertuliskan ‘CONSERVING II’. Itu artinya kadar additive (teflon), persentasenya lebih banyak dari oli biasa. Dampaknya pada kopling sepeda motor bebek atau sport yang terendam, akan selip karena tidak dirancang menggunakan oli tersebut,” tutur Abidin.

Lain halnya yang dikatakan Edhi. “Oli dirancang untuk mesin tertentu yang disesuaikan dengan toleransi celah antar part, suhu yang bekerja dan beban kerja dari mesin tersebut. Apabila grade oli tersebut tidak sesuai dikhawatirkan bisa berpegaruh terhadap kinerja dari mesin tersebut,” tukasnya.

"Grade biasanya menentukan oli tersebut cocoknya untuk mesin seperti apa. Soalnya makin ke sini mesin dirancang makin presisi. Sehingga butuh oli dengan grade yang sesuai peruntukkannya. Sebab kalau pakai oli yang diperuntukkan buat mesin motor keluaran lama, bisa berdampak negatif pada mesin itu sendiri ," timpal Reiner.

Nah, untuk mengetahui soal grade oli ini, silakan kebet edisi mendatang ya!

Ganti Filter Oli FU 150 Biar Gak Overheat..!!



Minimal 7.500 km mesti diganti

Jakarta - Suzuki Satria F-150 keluaran 2010 milik Febrianto dari Gandaria, Jakarta Selatan, sering mengalami overheat. “Hampir setiap hari motor suka mati tiba-tiba," bilang pria yang berkerja sebagai kurir ini.

"Ternyata filter oli harus ganti. Karena sudah berumur  jadi kotor dan menyumbat aliran oli, mesin jadi panas dan gampang mati mendadak," jelas Agus Setiawan, kepala mekanik Suzuki Global Indotrada (SGB) di Jl. Kyai Maja, Mayestik, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

“Padahal harga filter hanya Rp 7.500, tapi itu belum termasuk ongkos pasang, lho! 

Buka penutup saringan pakai kunci T 8 
Minimal penggantian setiap 7.500 km atau sama saja dengan tiga kali ganti oli mesin," ujar mekanik ramah ini .

Penggantian juga bisa dilakukan sendiri, seperti Agus yang mempraktikan di motor Febri. Sebelum filter oli diganti, siapkan dulu kunci T 8. Pertama, buka 3 baut penutup saringan pelumas pakai kunci T-8. Lalu lepas saringan lama.

“Bersihkan dulu tempat saringan oli pakai bensin. Biar kotoran hilang dan wadahnya jadi bersih. Jangan lupa pasang kembali penutup filter yang dibuka tadi,"  jelas pria bertubuh imut ini

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More